cloud:

Komputasi Awan

Tidak ada definisi yang bulat tentang cloud computing (komputasi awan), bahkan beberapa pengertian yang muncul masih mengundang kontroversi.

Latar belakang dari Cloud Computing

Pada suatu perusahaan. Sesungguhnya  perusahaan pasti mempunyai hardware dan software, perusahaan juga harus melengkapinya dengan membeli lisensi sistem operasi dan juga lisensi software terkait. Begitu ada kebutuhan baru atau ada versi baru dari software yang digunakan, Perusahaan harus membeli lagi atau membayar annual maintenance. Selain merepotkan, proses ini menyebabkan Perusahaan harus menanggung resiko kegagalan karena mengeluarkan uang di depan untuk membeli hardware dan software yang belum tentu berguna secara baik buat perusahaan. 

Dari masalah sehari-hari yang dialami banyak perusahaan itu akhirnya diciptakan inovasi cloud computing yang dicetuskan pada tahun 1999 oleh Salesforce.com yang merupakan pencetus pertama aplikasi perusahaan dijalankan melalui Internet.

Sejarah Cloud Computing

Cloud computing adalah hasil dari evolusi bertahap di mana sebelumnya terjadi fenomena grid computing, virtualisasi, application service provision (ASP) dan Software as a Service (SaaS). Konsep penyatuan computing resources melalui jaringan global sendiri dimulai pada tahun enam puluhan. Saat itu muncul “Intergalactic computer network” oleh J.C.R. Licklider, yang bertanggung jawab atas pembangunan ARPANET  (Advanced Research Projects Agency Network) di tahun 1969.  Beliau memiliki sebuah cita-cita di mana setiap manusia di dunia ini dapat terhubung dan bisa mengakses program dan data dari situs manapun, di manapun. Menurut Margaret Lewis, Direktur Marketing Produk AMD. “Cita-cita itu terdengar mirip dengan apa yang kini kita disebut dengan cloud computing”. Para pakar komputasi lainnya juga memberikan penambahan terhadap konsep ini, di antaranya John McCarthy yang menawarkan ide mengenai jaringan komputasi yang akan menjadi infrastruktur publik, sama seperti the service bureaus yang sudah ada sejak tahun enam puluhan.

Semenjak tahun enam puluhan, cloud computing telah berkembang berdampingan dengan perkembangan Internet dan Web. Namun karena terjadi perubahan teknologi bandwidth yang cukup besar pada tahun 1990-an, maka Internet lebih dulu berkembang dibanding cloud computing.  Dan kini teryata terlihat bahwa pendorong utama cloud computing adalah karena adanya revolusi Internet.

Bagaimana Cloud Computing Bekerja
Daripada menginstal satu-satu suatu software pada komputer tiap karyawan, lebih baik software tersebut diinstal sekali saja di server dan dapat diakses secara bersama-sama oleh para karyawan.
Dalam sistem cloud computing terjadi perpindahan workload dari local computer ke server. Permintaan hardware dan software secara satuan akan turun. Hanya perlu interface software saja untuk mengakses server. Interface ini pada umumnya merupakan web browser yang tersedia dengan banyak pilihan dan tidak berbayar.

Faktor-Faktor Revolusi Cloud Computing

Matangnya  teknologi visual, perkembangan universal banwidth berkecepatan tinggi, dan perangkat lunak universal adalah Faktor utama yang mempengaruhi berkembangnya komputasi cloud menurut Jamie Turner sang pelopor komputasi cloud.  Turner menambahkan, “cloud computing sudah menyebar luas hingga kepada para pengguna Google Doc. Kita hanya dapat membayangkan betapa besarnya ruang lingkup yang sudah di capai. Apa saja dapat di lakukan dan dikirimkan melalui cloud”.

Migrasi ke Cloud

Banyak profesional IT mengetahui keuntungan cloud computing dalam hal fleksibilitas penyimpanan yang tinggi dan penghematan biaya”, menurut Songnian Zhou, Chief Executive Officer dari Platform Computing. Namun beliau menambahkan bahwa para direktur IT masih memiliki kekhawatiran terhadap keamanan data perusahaan mereka di dalam cloud. Artinya kami dapat melihat peningkatannya di awal tahun 2010. Julian Friedman, seorang spesialis teknologi baru, mengatakan keamanan dan kekhawatiran lainnya akan terselesaikan.

Para ahli sependapat bahwa cloud computing akan mengubah pemandangan komputasi saat ini. Andreas Asander, Vice-principal of product management at virtualisation security specialist dari Clavister mengatakan bahwa di saat masalah keamanan sudah terselesaikan maka layanan cloud computing “memungkinkan perusahaan untuk memperluas infrastruktur, menambah kapasitas sesuai permintaan, atau meng-outsource keseluruhan infrastrukturnya, mengakibatkan fleksibilitas yang lebih besar, serta pilihan sumber daya yang lebih beragam dan juga pengurangan biaya yang signifikan.

Manfaat dari Cloud Computing

Sesungguhnya sadar atau tidak manusia modern sudah sering menggunakan model komputasi ini. Jika Anda mempunyai web based email account, seperti Hotmail, Yahoo!Mail atau Gmail, itu berarti Anda sudah pernah mengalami yang namanya aplikasi cloud computing.  Untuk melihat email, Anda bisa melakukannya di mana saja, yang penting ada internet dan browser. Software dan data Anda tidak tersimpan di komputer yang Anda pakai melainkan terletak di cloud server.
Bila di lihat , ada 3 komputasi awan yang berkembang. Yaitu :
a.      Infrastructure as a service
b.      Platform as a service
c.      Software as a service

Dari yang ada, yang paling banyak dikenal dan digunakan adalah  software as a service (SaaS). Pada model ini memungkinkan seluruh fungsi aplikasi perangkat lunak dijalankan via web browser. The economicts mencatat bahwa komputasi awan , perlahan tapi pasti akan terus mendapat tempat antara lain karena ke untungan yang diberikan, yaitu :
a.    Efisiensi Biaya
Salah satu ide di belakang teknologi cloud computing adalah memaksimalkan utilisasi komputer yang rata-rata umumnya di bawah 50%.  Dengan menggunakan utilisasi  sisa yang tidak terpakai ini maka dapat diciptakan beberapa virtual server lain. Bayangkan jika proses seperti ini terjadi pada banyak komputer dan digabungkan menjadi satu! Maka akan tercipta kapasitas baru yang jauh lebih besar dibandingkan penjumlahan kapasitas physical computer.  Artinya dengan investasi komputer  yang sama tercipta kapasitas yang berlipat, sehingga menyebabkan  biaya sewa pelanggan menjadi lebih rendah.  Selain dari sisi hardware, efisiensi biaya juga timbul  dari biaya operasional, seperti SDM maintenance,  biaya listrik, biaya overhead, dan lain-lain.

Sisi lain dari efisiensi biaya adalah pay as you go. Artinya pelanggan hanya membayar sesuai pemakaian (on demand). Hal seperti ini tidak bisa Anda dapatkan jika Anda membangun sendiri sistem komputer Anda  atau membeli server dan menyewa space di data center (dedicated server).  Misal, Anda membeli  computer server dengan kapasitas RAM 16 GB. Biaya yang Anda keluarkan tentunya adalah biaya untuk kapasitas 16 GB. Padahal dalam kenyataannya yang Anda gunakan hanya 8 GB. Berarti Anda sudah membayar untuk kapasitas 16 GB untuk pemakaian yang hanya 8 GB!  Hal ini tidak terjadi pada cloud, karena dengan cloud Anda hanya membayar 8 GB.

b.    Meningkatkan ROI dan Cash Flow
Hal lain yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan Anda, bahwa dengan cloud   Anda tidak perlu melakukan investasi atau mengeluarkan capital expenditure (capex). Anda hanya perlu membayar sewa sesuai pemakaian. Hal ini berarti mengkonversi capex menjadi opex (operating expenditure). Bagi perusahaan,  model seperti ini cukup menguntungkan karena akan memperbesar ROI (return on Investment) dan melancarkan cash-flow.

c.    Fleksibilitas dalam Menambah Kapasitas
Dengan cloud  Anda tidak perlu melakukan proses pengadaan komputer yang memakan banyak waktu.  Cukup dengan melakukan self-provisioning dalam hitungan menit, kapasitas yang Anda butuhkan telah siap digunakan.

d.    Kemudahan untuk Monitoring & Server Management
Proses monitoring dan manajemen server akan jauh lebih mudah karena semua terkoneksi dengan web portal pelanggan.  Anda hanya tinggal melihat dashboard saja untuk mengetahui status global server-server Anda. Untuk membuat, meng-upgrade dan me-manage server serta  menginstalasi software sangat mudah, karena sudah disediakan automation-tools untuk melakukan hal tersebut. Meningkatkan availability dan ketersediaan data.

Sistem cloud  pada cloud provider biasanya dibuat dengan disain high availability. Artinya, sistem tersebut berada pada suatu data center yang menjamin ketersediaan listriknya, pendingin ruangan, dan lain-lain yang menjamin fasilitas pendukung bekerja maksimal selama 24 jam sehari. Selain itu dari sisi perangkat,  wajib hukumnya fully redundancy, karena fitur ini adalah basic-features dari teknologi cloud.  Hal ini membuat server Anda menjadi lebih besar availability-nya dibanding jika diletakkan di lokasi Anda sendiri.  Selain itu storage system dari cloud  umumnya juga di-backup, sehingga memperbesar peluang data Anda tidak hilang jika terjadi crash pada sistem storage

e.    Orang IT akan lebih banyak memikirkan pengembangan
Survey mengatakan sekitar 80% waktu pekerjaan departemen TI (Teknologi Informasi) suatu perusahaan dihabiskan untuk kegiatanan operasi dan maintenance. Hanya 20% dari total waktu yang ada digunakan untuk kegiatan pengembangan TI perusahaan.  Padahal idealnya adalah kebalikannya, karena fungsi TI bagi perusahaan adalah mendukung pengembangan bisnis perusahaan. Banyak contoh perusahaan sukses akibat penerapan TI yang tepat dan memberikan keunggulan kompetitif.  Dengan adanya cloud service ini, maka sebagian kegiatan operasi dan server maintenance  sudah dialihkan, sehingga terdapat waktu lebih bagi departemen TI untuk melakukan kegiatan lain. Ini adalah benefit lain yang didapatkan yang sulit untuk diukur dalam bentuk finansial.

f.     Akses secara remote
Cloud computing membuat bisnis Anda tidak terbatas pada satu lokasi saja. Anda dapat mengakses dari mana saja di seluruh dunia dan kapan saja. Yang Anda perlukan hanya koneksi Internet, user ID dan password.

Sumber :
·         Pambudi, Teguh S. 2010. Riding The Wave: Strategi Andal Menaklukan Industri Software. Jakarta: Elex Media Komputindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mipmapping

game engine

pemuda